Terinspirasi An-Nur di Iran, Dirjen Pendis Minta PTKIN Lengkapi Literatur Perpustakaan

By Admin

nusakini.com--Dirjen Pendidikan Islam Kamaruddin Amin meminta civitas akademika Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) untuk mengoptimalkan peran dan fungsi perpustakaan sebagai bagian penting pembelajaran. Menurutnya, perpustakaan harus menjadi prioritas utama dalam pengembangan PTKIN menuju perguruan tinggi berstandar internasional. 

Hal itu disampaikan Kamaruddin Amin saat menjadi nara sumber Stadium General Membangun Pemikiran Kreatif Pengembangan Perpustakaan Perguruan Tinggi di Era Digital di IAIN Samarinda. Sebelumnya, Kamaruddin meresmikan Gedung Perpustakaan dan Laboratorium IAIN yang terletak di Kalimantan Timur ini. 

Menurutnya, salah satu yang perlu dilakukan adalah memastikan perpustakaan PTKIN memiliki koleksi literatur yang lengkap dan berkualitas. Dengan jurnal dan buku yang lengkap, serta pelayanan berbasis global, perpustakaan akan menjadi ruang yang memudahkan civitas akademika dalam melakukan kajian dan penelitian. Karena itu, perpustakaan juga harus didesain agar menjadi tempat yang paling baik dan nyaman dalam menggali berbagai ilmu dan riset pengetahuan. 

Doktor lulusan Jerman ini mencontohkan perpustakaan yang dimiliki sebuah lembaga pendidikan di Iran yang bernama An-Nur. Perpustakaan tersebut dikenal memiliki koleksi literatur yang paling lengkap untuk kajian-kajian Islam dan menjadi perpustakaan terbaik di dunia. 

Di An-Nur, kata Kamarudin, jutaan buku dan literatur, baik klasik maupun kontemporer, telah terdigitalisasi. "Saya berharap para pimpinan PTKIN dapat mempunyai aplikasi perpustakaan yang ada di An-Nur Iran yang dapat digunakan di perpustakaan kita," ujarnya. 

Di tempat berbeda, lanjut Kamarudin, sebuah Fakultas Teologi di Belgia juga memiliki perpustakaan yang sangat bagus. Meski hanya memiliki mahasiswa dan dosen yang bisa dihitung jari, tetapi perpustakaan di sana dikenal terbaik di dunia. Perpustakaan ini mempunyai koleksi buku, literatur yang sangat lengkap sekaligus dikelola dengan baik, katanya. 

"Saya pernah bertanya kepada Nasr Hamid Abu Zaid ketika mengajar di Belanda, di mana tempat belajar Islam terbaik? Beliau menjawab, di tempat yang mempunyai perpustakaan bagus dan orang-orang yang ahli di bidang kajian ilmu tertentu," imbuhnya. 

Selain koleksi buku lengkap, tradisi membaca civitas akademika PTKIN juga harus terus ditingkatkan. Waktu belajar di Jerman, Kamaruddin mengaku sering bertemu dengan mahasiswa doctoral dan post doctoral justru di perpustakaan. Dari mulai jam 08.00 - 22.00, pekerjaan mereka hanya membaca dan melakukan penelitian di perpustakaan. 

"Kalau anda semua tidak membaca literatur-literatur berkelas dunia, anda akan tergilas dari komunitas internasional," tuturnya. 

Gedung Perpustakaan dan Laboratorium IAIN Samarinda dibangun melalui skema pembiayaan SBSN dengan anggaran lebih dari Rp40miliar. IAIN Samarinda adalah satu dari 25 PTKIN yang mendapatkan dana pembangunan melalui skema pembiayaan SBSN pada tahun 2016 dengan total anggaran mencapai Rp895miliar. 

Rektor IAIN Samarinda Ilyasin berharap keberadaan gedung perpustakaan akan meningkatkan minat baca dan riset mahasiswa yang saat ini mencapai 4.164 orang. Sejak bertransformasi dari STAIN, IAIN Samarinda terus berbenah dengan menyiapkan sarana dan prasarana pembelajaran bagi mahasiswa. 

Selain APBN, Pemda Kalimantan Timur juga akan memberikan bantuan guna memperkuat perpustakaan IAIN Samarinda. Bahkan sebelumnya Pemda samping telah membantu pembangunan Gedung Rektorat berlantai III dan perbaikan jalan senilai Rp10miliar. (p/ab)